Inau Opusulenta: Koreografi yang Terilhami dari Tari Tradisional Ummusulen Masyarakat Suku Balantak di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
Abstract
RINGKASAN
Inau Opusulenta adalah judul karya tari yang berasal dari istilah bahasa Balantak yaitu Inau yang artinya ingatlah selalu, dan opusulenta artinya kita, jadi Inau Opusulenta artinya “ingatlah selalu kita”. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan kelincahan anak remaja putri dalam menyambut tamu. Gerak tangan dan step kaki menjadi ciri khas dari tari ini yang dipadukan dengan properti selendang. Karya Inau Opusulenta digarap dan dikemas berdasarkan tari tradisional Ummusulen yang berasal dari suku Balantak yang ada di Kabupaten Banggai. Tari Ummusulen ini selalu menjadi bagian penting dari setiap pelaksanaan upacara ritual yang dilaksanakan oleh suku Batugiri, suku Gaubee, suku Rurunna, suku Loon, suku Tanuttu dan suku Balantak menjadi pusat dari lima suku yang ada di Kecamatan Balantak, Kabupaten Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah. Kebersamaan dan kerukunan yang terjalin meskipun mereka berbeda suku namun tetap saling menghargai dan saling bahu membahu di dalam melaksanakan berbagai kegiatan khususnya di dalam pelaksanaan upacara ritual. Berangkat dari pengamatan tersebut kemudian melahirkan karya tari Inau Opusulenta yang merupakan koreografi kelompok yang dikemas dalam bentuk tari kreasi yang ditarikan oleh anak remaja putri dengan riang gembira. Konsep penciptaan tari mengacu pada teori Alma M Hawkins yang menyatakan tentang penciptaan karya tari dapat melalui beberapa tahap yaitu eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Inau Opusulenta: Choreography inspired by the Ummusulen Traditional Dance The Balantak Tribe Community in Banggai, Central Of Sulawesi.
ABSTRACT
Inau Opusulenta is the title of a dance work derived from the Balantak language term Inau which means to remember always opusulenta means us, so Inau Opusulenta means "remember always us". This dance depicts the joy and agility of young women in welcoming guests. Hand gestures and footsteps become the hallmark of this dance combined with the property of the shawl. Inau Opusulenta's work is worked and packaged based on traditional Ummusulen dance originating from the Balantak tribe in Banggai Regency. Ummusulen dance has always been an important part of every ritualceremony carried out by the Batugiri tribe, Gaubee tribe, Rurunna tribe, Loon tribe, Tanuttu tribe, and Balantak tribe to be the center of five tribes in Balantak Subdistrict, Luwuk Banggai Regency, Central Sulawesi. Togetherness and harmony are intertwined even though they are different tribes but still respect each other and shoulder to shoulder in carrying out various activities, especially in the implementation of ritual ceremonies carried out. Departing from these observations then gave birth to the dance work Inau Opusulenta which is a group choreography packaged in the form of dance creations danced by young women cheerfully. The concept of dance refers to Alma M Hawkins about the creation of dance works that can go through several stages namely exploration, improvisation, and composition.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR SUMBER ACUAN
Hadi, Y. Sumandiyo. 1983. “Pengantar Kreatifitas Tari”. Yogyakarta: ASTI Yogyakarta.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Aspek- aspek Dasar Koreografi Kelompok.Yogyakarta: Elkaphi.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Kontek. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2014. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Cipta Media.
Hawkins, Alma M. 1964. Creating Through Dance. New Jersey: Printice Hall,Inc Lubart T.I. 1994. Creativity. New York: Academi. Mencipta Lewat Tari. Terj. Y. Sumandiyo Hadi. Yogyakarta: Manthili.
Jamilah, Sri Wahyuni. (2020). Performance Form Of Pepe Baine Dance In Sanggar Sirajuddin Kabupaten Gowa. Jurnal Sembadra, 2(2), 53-62. https://journal.unesa.ac.id/index.php/Sembadra/article/view/11262
Jazuli, Muhammad. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press
Jazuli, Muhammad, 2016. Peta Dunia Seni Tari. Semarang: CV Farishma Indonesia.
Lestari, Wahyu. 1993. Teknologi RiasPanggung. Hand Out: IKIP Semarang Press.
Martono, Hendro. 2015. Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Cipta Media.
Murgiyanto, Sal. 2016. Pertunjukan Budaya dan Akal Sehat. Jakarta: Fakultas Seni Pertunjukan-IKJ, Yogyakarta: Komunitas SENREPITA.
Smith, Jacqueline 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. diterjemahkan oleh Ben Suharto Yogyakarta: Ikalasti.
Sudewi, N. N., Dana, I. W., & Cau Arsana, I. N. (2019). Legong Dan Kebyar Strategi Kreatif Penciptaan Tari. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(3), 285–290. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i3.784
Sumaryono. 2011. Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta: Cipta Media.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v20i2.8198
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats