KOREOGRAFI SUJA: TRANSFORMASI KESADARAN DALAM JATHILAN (NDADI ) SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA TARI VIDEO
Abstract
RINGKASAN Karya SUJA berbicara tentang transformasi kesadaran manusia dari sadar menuju alam bawah sadar (ndadi) yang umumnya terjadi pada pertunjukan Jathilan. Karya tari SUJA memfokuskan pada transformasi perubahan alam bawah sadar yang menimbulkan ndadi. Ndadi dalam kesenian rakyat Jathilan adalah point utama kesenian tersebut, tetapi di balik itu semua ada hal yang perlu diperhatikan, bahwa tidak hanya persoalan sadar dan tidak sadar dalam kesenian tersebut, transformasi perubahan kesadaran manusia juga sangat penting, begitu juga dengan transisi perpindahan bentuk gerak satu ke gerak yang lain. Secara personal karya tari SUJA ini bertujuan memberi pesan pada masyarakat, bahwa kesenian rakyat Jathilan tidak hanya sebagai kesenian rakyat pinggiran yang dipandang sebelah mata. Namun, dibalik itu semua masih banyak sekali ide yang bisa diolah secara kreatif dari kesenian tersebut untuk melahirkan karya yang inovatif dan menjadi sumber riset yang sangat kaya.
ABSTRACT The SUJA talks about the transformation of human conscientization from conscious to the subconscious. Ndadi usually happens in Jathilan performance. In the making process of SUJA dance work, the creator focuses the work on the subconscious transformation that causes ndadi. Basically, the success of Jathilan Art leads to ndadi. Ndadi is a main point in the Jathilan Art, yet behind it, all of the aspects are needed to be noticed by us, that is not only a conscious and subconscious matter, the human consciousness transformation is also important, as well as the transition from one motion to another. Personally, this SUJA dance work aims to give a message to the public, that Jathilan folk art is not only marginalized folk art. However, behind it all, there are still a lot of ideas that can be creatively processed from these arts to produce innovative works and become a very rich source of research.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber Tercetak
Hadi, Y. Sumandyo. 2014. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi., Yogyakarta:
Cipta Media.
Hawkins, Alma M. 2003. MOVING FROM WITHIN: A New Method for Dance Making, diterjemahkan
oleh I Wayan Dibia, Bergerak Menurut Kata Hati, Jakarta:
Ford Foundation.
Hawkins, Alma M. terjemahan Y. Sumandyo Hadi, 2003. Mencipta Lewat Tari (Creating Through Dance), Yogyakarta: Institute Seni Indonesia Yogyakarta
Kuswarsantyo. 2017. Kesenian Jathilan: Identitas dan Perkembangannya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Mascelli, A.S.C, Joseph V. 2010,
Lima Jurus Sinematografi, Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKJ.
Meri, La. 1986. Dance Composition, The Basic Element, diterjemahkan oleh Soedarsono, Elemen- elemen Dasar Komposisi Tari,
Yogyakarta: Lagaligo.
Nelson, Benjamin. 2003. FREUD Manusia Paling Berpengaruh Abad Ke
Surabaya: Ikon Teralitera
Prasita, Himawan. 2017. Memahami Film Edisi 2. Yogyakarta: Montase
Press.
Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, terjemahan Ben
Soeharto. Yogyakarta: Ikalasti.
Sumardjo, Jakob. 2006. Estetika Paradoks. Bandung: STSI Bandung.
B. Narasumber
Prapto, 55 tahun, pengurus kesenian rakyat Jathilan Melati, berkediaman di Desa Tegalrejo,
Tamanmartani, Kalasan.
Endra Wijaya S.Pd. 30 tahun, penata tari dalam kelompok kesenian rakyat Jathilan Melati, berkediaman
di Desa Bendosari, Tegalrejo, RT02/RW01, Tamanmartani,
Kalasan.
C. Diskografi
Video film yang berjudul 1917 sutradara Sam Mendes pada tanggal 4 Desember 2019, Salah satu
film layar lebar drama perang yang dimiliki Britania Raya.
Video SUJHA karya Eka Lutfi Febriyantono 19 November 2020, koleksi Eka Lutfi Febriyantono
Video SUJHA karya Eka Lutfi Febriyantono 7 Januari 2021, koleksi Eka Lutfi Febriyantono
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v18i1.6971
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats