ASUH ASAH BABAKEH: ARYA TARI SEBAGAI UNGKAPAN KERINDUAN CUCU KEPADA ATUK

Ayang Sophia

Abstract


Asuh Asah Babakeh merupakan karya yang terinspirasi dari pengalaman empiris tentang kasih sayang seorang Atuk terhadap cucu. Atuk (bahasa Minang: kakek) merupakan salah satu orang yang berperan penting dalam pendidikan awal mengenali kehidupan penata tari. Beliau yang mengajar ilmu pengetahuan, agama, beragam cara hidup di dunia melalui nyanyian, cerita dan contoh peristiwa. Atuk telah wafat meninggalkan kesan yang mendalam sampai saat ini. Karya tari ini merupakan persembahan ucapan terima kasih untuk Almarhum dari lubuk hati yang terdalam. Asuh Asah Babakeh merupakan koreografi kelompok dengan garap kontemporer yang berakar dari tradisi Minangkabau. Garap gerak berpijak pada tari Babuai yang bernafaskan budaya Minangkabau. Demikian juga musik tarinya yang dikomposisi khusus untuk koreografi ini diharapkan dapat membangun nuansa budaya Minangkabau serta imajinasi tema untuk menguatkan dramatisasi pada setiap bagian koreografinya. Tema pada karya ini adalah ungkapan rasa rindu pada kasih sayang antara cucu dengan Atuk. Menggunakan tipe tari dramatik serta cara ungkap simbolis. Struktur Koreografi dibagi menjadi empat adegan. Menggunakan properti tari lampu togok (lampu minyak yang sudah dimodifikasi), serta properti panggung untuk menambah estetika penampilan serta menguatkan ekpresi tarinya. Karya ini ditarikan oleh 9 orang penari dan dipentaskan di panggung proscenium stage.

 

ABSTRACT

Asuh Asah Babakeh is a creation inspired by the empirical experience of a choreographer about the closeness and affection of a Atuk for grandchildren. Atuk (Minang language: grandfather) is one that plays an important role in early education in recognizing the lives of dance stylists. He teaches science, religion, various ways of living in the world through songs, stories and examples of events. Atuk has died leaving a deep impression until this day. This dance an offering of thanks to the deceased from the bottom of my heart. Asuh Asah Babakeh is a group choreography with contemporary work rooted in the Minangkabau tradition. Work on movements resting on the Babuai dance that breathes Minangkabau culture. Likewise, the dance music composed specifically for this choreography is expected to build the nuances of Minangkabau culture as well as the theme's imagination and strengthen the dramatization of each part of the dance. The theme in this work is an expression of longing for affection between grandchildren and Atuk. Using the type of dramatic dance and symbolic expression. The structure of Choreography is divided into four scenes. Using the togok lamp dance property (modified oil lamp), as well as the stage property to add aesthetic appearance and strengthen the dance expression. This work was danced by nine dancers and performed on the proscenium stage


Keywords


Babuai, Atuk, Babakeh | Babuai, Atuk, Babakeh

Full Text:

PDF

References


A. Sumber Tercetak

Bahar, Mahdi. 2009. Islam dan Kebudayaan Seni Minangkabau Malak. Malang.

Bahrudin, Ahmad. 2017. Ornamen Minangkabau: Dalam Perspektif Ikonografi. Padang Panjang: ISI Padang panjang.

Dibia, I Wayan. 2016. Tari Komunal. Sawah Lunto: Lembaga Pendidikan Seni Nasional.

Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: YayasanObor Indonesia.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2002. Aspek-aspek Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Elkaphi.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2011. Koreografi (Bentuk-teknik-isi). Yogyakarta: Cipta Media.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2017. Koreografi Ruang Prosenium. Yogyakarta: Cipta Media.

Hasnah, SY. 2013. Seni Tari dan Tradisi Yang Berubah: Studi terhadap Penciptaan Kolektif dan Perubahan Tari Tangan oleh Masyarakat Pada Laweh. Yogyakarta: Media Kreativa.

Hoed, Benny H. 2014. Semiotika & Dinamika Sosial Budaya, Edisi ketiga. Depok: Komunitas Bambu.

Ellfedt, Lois. 1977. Pedoman Dasar Penata Tari (A Peimer For Choreographers). Terjemahan Sal Murgianto. Diktat Kuliah. Jakarta.

Nuri, Nurhaida. 2017. Kaba Minangkabau Eksistensi Perempuan Dalam Konsteks Sistem Sosial Budaya Minangkabau Suatu Studi Analisis. Kota Padang Pajang: ISI, Institut Seni Indonesia Padang Panjang.

Martono, Hendro. 2012. Koreografi Lingkungan Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara. Yogyakarta: Cipta Media.

Martono, Hendro. 2012. Panggung Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Cipta Media.

Martono, Hendro. 2015. Mengenai Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media.

Maizarti. 2013. Ketika Tari Adat Ditantang Revitalisasi. Yogyakarta: Media Kreativa.

Meri, La. 1976. Dance Composition: The Basic Elements. Massachutsetts: Jacob’s Pillow Dance Festival, Inc. Diterjemahkan

oleh Soedarsono, 1986, Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Yogyakarta: Lagaligo.

Murgianto, Sal. 1983. Koreografi Pengetahuan Dasar Kompisisi Tari. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

RMA, Haryawan. 1993. Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Soedarsono, R.M, dkk. 1989. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta: Departeman Pendidikan dan Budaya.

Smith, Jacqueline. 1976. Dance Composision: a partical guide for teachers. terjemahan Ben Soeharto, 1985. Yogyakarta: Ikalasti.

Sumardjo, Jakob. 2006. Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.

Sumaryono. 2011. Antropologi Tari. Yogyakarta: Media Kreativa.

Yulika, Febri. 2017. Epistemologi Minangkabau: Makna Pengetahuan dalam Filsafat Adat Minangkabau. Padang Panjang: ISI Padang panjang.

Yulinis. 2015. Ulu Ambek: Rekasi Kuasa Atas Tari Tradisi Minangkabau. Yogyakarta: Media Kreativa.

Zainuddin, Musyair. 2019. ABS, SBK Filosofi Warga Minangkabau. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

B. Narasumber

Erman Jamal, usia 55 th, adik dari Bapak Uyun, Pembina Sanggar Minang Saiyo.

Ilham Kurniawan, usia 25 th, alumni ISI Padang Panjang.

C. Sumber Webtografi

Arini Sinto. 2018. “Implikasi Pola Asuh Kakek-Nenek Terhadap Sifat Prestasi Anak”, jurnal dimensi, 7(1).

Nasmi R. 2018. “Tari Buai-Buai Di Kanagarian Pauh XI Kecamatan Kuranji Kota Padang: Tinjauan Koreografi”, e-jurnal sendratasik, 6(2).

D. Sumber Video

Nn, 25 Desember 2017, Tari Buai-Buai.

Ayang Sophia, 9 Desember 2019, Mahontak, karya di kelas Koreografi Mandiri




DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v16i2.4679

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats