BENTUK KOREOGRAFI TARI BEDANA HASIL REVITALISASI TAMAN BUDAYA PROVINSI LAMPUNG
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk koreografi hasil revitalisasi. Bagaimana proses revitalisasi yang dilakukan Taman Budaya sehingga di dapatkan bentuk tari Bedana saat ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan koreografi yang difungsikan untuk menganalisis kajian teks koreografi. Pendekatan koreografi merupakan cara mengkaji analisis teks koreografi suatu tarian dengan melihat aspek bentuk gerak, teknik gerak, gaya gerak, jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh, struktur keruangan, struktur waktu, struktur dramatik, tata teknik pentas yang meliputi tata cahaya dan tata rias busana.
Hasil analisis koreografi menunjukkan bahwa tarian ini yang sebelumnya memiliki tiga belas ragam gerak, saat ini menjadi sembilan ragam gerak yang telah dibakukan. Gerak tersebut meliputi tahtim, khesek injing, khesek gantung, ayun, ayun gantung, belitut, jimpang, gelek, humbak moloh. Selain itu pada peralatan pendukung lainnya seperti busana dan aksesoris tari Bedana saat ini ditambahkan busana yang mencirikan daerah Lampung. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa proses revitalisasi yang dilakukan oleh Taman Budaya dan instansi yang terkait telah membawa jati diri hingga menunjukkan ciri khas atau identitas daerah Lampung.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Sumber Tercetak
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Temu Zapin Nusantara 2015 (Zapin Merajut Jejak Pergaulan Budaya Nusantara). Jakarta: Direktorat Kesenian Direktorat Jendral Kebudayan Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Ellfeldt, Lois. 1967. A Primer For Choreographers. California: Laguna Beach. Terjemahan Sal Murgianto dengan judul Pedoman Dasar Penata Tari. 1977. Jakarta: Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta.
Firmansyah, Junaidi dkk. 1996. Mengenal Tari Bedana Bandar Lampung. Cetakan ke-1. Bandar Lampung: Gunung Pesagi
Hadi. Y. Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
____________________. 2003. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Lembaga Kajian Pendidikan & Humaniora Indonesia (Elkapti).____________________. 2014. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Cetakan ke-3. Yogyakarta: Cipta Media.
Sumaryono. 2011. Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
B. Narasumber
Andi Wijaya, 40 tahun, penari tari Bedana di sanggar Angon Saka, desa Negri Olok Gading.
Nugraha Amijaya, 51 tahun, seniman tari bekerja di Taman Budaya Provinsi Lampung bagian Pelaksana Fungsional Seni Tari.
Saprudin Tanjung, 42 tahun, seniman tari, koreografer dan penari tari Bedana
Syarifuddin, 57 tahun, sebagai ketua atau pemilik sanggar Angon Saka yang melestarikan tari Bedana tradisi di desa Negri Olok Gading.
Titik Nurhayati, 54 tahun, seniman tari bekerja di Taman Budaya Provinsi Lampung bagian Pelaksana Fungsional Seni Tari
Zubir Toyib, 66 tahun, seniman khusus vocal tari Bedana Lampung tradisi, di Sanggar Angon Saka, Negri Olok Gading.
C. Discografi
Vidio dokumentasi tari Bedana Hasil Revitalisasi Taman Budaya Provinsi Lampung, tahun 2004, koleksi Taman Budaya Provinsi Lampung.
Vidio tari Bedana tradisi sebelum direvitalisasi, 11 Februari 2017, koleksi pribadi peneliti.
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v9i1.2496
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats