Eksistensi dan Perubahan Tingkilan dalam Kebudayaan Masyarakat Kutai Kecamatan Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
Abstract
Tingkilan merupakan manifestasi produk budaya dari perilaku masyarakat Melayu Kutai yang memiliki peran serta nilai luhur yang terkandung di dalam kehidupan. Permasalahan yang terjadi pada situasi dan kondisi sosio-kultural masyarakat Kutai, memberikan peluang bagi kebudayaan tersebut untuk terus maju dan berkembang menyesuaikan zaman. Ketika keberadaan Tingkilan yang menjadi akar dan pijakan mulai ditinggalkan, maka bisa dipastikan mereka akan kehilangan sumber informasi yang menjadi pegangan hidup berbudaya dalam masyarakat Kutai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat permasalahan yang terjadi dalam kebudayaan masyarakat Kutai Kartanegara melalui musik Tingkilan dengan menggunakan pendekatan etnomusikologi. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif analitis dan menggunakan pendekatan etnomusikologi sebagai payung utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan bentuk kesenian Tingkilan terjadi karena adanya peran pemerintah dan kebutuhan praktis masyarakat Kutai dalam memaknai perubahan zaman. Kesadaran tentang menyikapi suatu masalah justru memberi kesempatan pada kebudayaan masyarakat Kutai melalui musik Tingkilan untuk semakin inovatif dan dinamis dalam pengetahuan musik dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakatnya.
Existence and Changes in Tingkilan within the Culture of the Kutai Community in Tenggarong, Kutai Kartanegara, East Kalimantan
ABSTRACT
Tingkilan is a cultural product manifestation of the behavior of the Kutai Malay people who have roles and noble values contained in life. The problems that occur in the socio-cultural situation and conditions of the Kutai community provide opportunities for this culture to continue to progress and develop to adapt to the times. When the existence of Tingkilan, which is the root and foothold, begins to be abandoned, it is certain that they will lose the source of information that is the basis for cultural life in Kutai society. This research aims to look at the problems that occur in the culture of the Kutai Kartanegara community through Tingkilan music using an ethnomusicological approach. This research is qualitative with analytical descriptive methods and uses an ethnomusicological approach as the main umbrella. The results of this research show that changes in the form of Tingkilan art occurred because of the role of the government and the practical needs of the Kutai people in interpreting changing times. Awareness about responding to a problem actually provides an opportunity for the culture of the Kutai people through Tingkilan music to be more innovative and dynamic in their musical knowledge by adapting to the needs of the community.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak.
Bahrah, H. A. (1992). Kamus bahasa daerah Kutai Umum - Indonesia. Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai.
Brandon, J. R. (1967). Theatre in Southeast Asia. Harvard University Press.
Clunas, C. (2003). Social History of Art. In Critical Terms for Art History (Robert S. Nelson and Richard Shiff) (p. 465). University of Chicago Press.
Gunawan, A. (2021). Modul pembelajaran praktik musik gambus Kalimantan Timur. Prodi Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman.
Gunawan, A., Mursalim, & Fahrurazi. (2019). Transformasi musik Tingkilan Kutai dalam kontinuitasnya di era globalisasi (sebuah pendekatan etnomusikologis). Sesanti (Seminar Bahasa, Sastra, Dan Seni) 2019, 1–16.
Hakim, A. Q. (2011). Tingkilan alunan yang mengiringi abad. Nuansa Harmoni.
Humphrey, M. (2004). World of slide guitar. Vestapol Production.
Irawati, E. (2013). Kreativitas seniman Tingkilan Kutai Kalimantan Timur. Panggung-Jurnal Seni Budaya, 23(4), 386–398.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v23i4.150
Isjoni. (2007). Orang Merlayu di zaman yang berubah. Pustaka Pelajar.
Merriam, A. P. (1995a). Beberapa definisi tentang ‘musikologi komparatif’ dan ‘etno-musikologi’: Sebuah pandangan historis-teoretis. In Etnomusikologi, ed. Rahayu Supanggah (p. 188). Yayasan Bentang Budaya.
Merriam, A. P. (1995b). Metode dan teknik penelitian dalam etnomusikologi. In Etnomusikologi, ed. Rahayu Supanggah (p. 188). Yayasan Bentang Budaya.
Merriam, A. P., & Merriam, V. (1964). The anthropology of music. Northwestern University Press.
Mustafa, M. S. (2015). Religious values in song lyrics Tingkilan. Analisa Journal of Social Science and Religion, 22(1), 109.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i1.147
Nakagawa, S. (2000). Musik dan kosmos: Sebuah pengantar etnomusikologi. Yayasan Obor Indonesia.
Nettl, B. (2005). The study of ethnomusicology: Thirty-one issues and concepts. University of Illinois Press.
Seeger, A. (1992). The ethnography of music. In Ethnomusicology: An introduction, ed. Helen Myers (p. 487). W W Norton & Co Inc.
Sofia, L., Devi, A. J., Wahdaniah, W., & Pertiwi, G. A. (2018). Musik Tingkilan dalam emotional healing therapy sebagai upaya meningkatkan authentic happiness. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 7(1), 1–10.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v7i1.2388
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Wirartha, I. M. (2006). Metodologi penelitian sosial ekonomi. CV Andi Offset.
DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v9i2.9745
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Suprayedno Suprayedno
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Editorial Address:
Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta
Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia
Telp./Fax: 0274 419791
email : jurnal.invensi@isi.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View my stat Visitors