BILIK PADI TRADISIONAL KERINCI (Arsitektur dan Seni Ukir)
Abstract
Kerinci traditional bilik padi are no longer functioning, their existence is almost extinct. Through observation, literature studies and interviews, it is known that bilik padi use pedestal, a peg system in stringing poles. The entire building is made of wood, the building enlarges upwards. Octagonal pillars, sirap roofs, small doors made under the roof of the roof. The carving motif comes from the shape of plants, forms of vines. Engraving is applied to poles, walls, lower and upper beams, and end of rafter.
Keywords: Bilik Padi, Architecture and Carving Art
Bilik padi tradisional Kerinci sudah tidak difungsikan lagi, keberadaannya hampir punah. Melalui observasi, studi pustaka dan wawancara diketahui bilik padi menggunakan batu umpak, sistem pasak dalam merangkai tiang dengan balok. Seluruh bangunan terbuat dari kayu, bangunan membesar ke atas. Tiang segi delapan, atap sirap, pintu dibuat kecil dibawah bubungan atap. Motif ukiran berasal dari bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk sulur-suluran. Ukiran diterapkan pada tiang, dinding, balok bawah dan atas, serta ujung kasau.
Kata Kunci: Bilik Padi, Arsitektur dan Seni Ukir
Full Text:
PDFReferences
Bastomi, Suwaji. 2003. Seni Kriya Seni. Semarang: UPT Percetakan dan Penerbitan UNNES PRESS.
Feldman, Edmund Burke. 1967. Art as Image and Idea. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Gustami, SP. 2008. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta.
Hoop, A. N. J. Th. a Th. van der. 1949. Ragam-Ragam Perhiasan Indonesia. Uitgegeven Door Het: Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenscappen.
Ja’far. 1998/1999. “Laporan Penelitian dan Pengolahan Ragam Hias Daerah Jambi”, Laporan penelitian. Jambi: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan—Taman Budaya Jambi.
Kayam, Umar. 1981/1982 ‘‘Kreativitas Dalam Seni dan Masyarakat Suatu Dimensi Dalam Proses Pembentukan Budaya Dalam Masyarakat’’, dalam Analisis Kebudayaan, th II-no 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nofrial. 2016. Rumah Etnik Kerinci; Arsitektur dan Seni Ukir. Padang Panjang: LPPMPP ISI Padang Panjang
Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarya.
Sumardjo, Jakob. 2006. Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.
Yohanes Suwanto, dkk. 1999. Laporan Penelitian: Istilah Alat-Alat Rumah Tangga dan Perkembangan di KotaSurakarta Pendekatan Etnolinguistik. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Williams, Raymond. 1981. Culture. Glasgow: Fortana Paperbacks.
Wiyoso, Dkk. 1981/1982. Album Seni Budaya Jambi. Jakarta: Depdikbud- Dirjen Bud- Proyek Media Kebudayaan.
Adat Dan Budaya Kerinci. Kerinci: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci.
Zakaria, Iskandar. 1984 “Tambo Sakti Alam Kerinci 2”. Kerinci (tidak diterbitkan).
Nara Sumber:
H. Alimin Depati (66 th), pensiunan PNS, tokoh adat Sungai Penuh, wawancara tanggal 28 Juli 2008 dan 27 Maret 2019, Dusun Baru, Kota Sungai Penuh, Jambi.
Kamarudin (72 th), tokoh masyarakat, wawancara tanggal 5 Maret 2019, Dusun Baru Siulak, Kecamatan Siulak, Kerinci, Jambi.
M. Wahid Depati Jagung Tuo Susun Negri (73 th), pemuka adat Siulak, wawancara tanggal 26 Maret 2019, Koto Beringin Siulak, kecamatan Siulak, Kerinci, Jambi.
Rahimna (71 th), tokoh masyarakat, wawancara tanggal 8 Maret 2019, Koto Tuo, desa Koto Tengah, Seleman, kecamatan Danau Kerinci, Kerinci.
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v8i2.2989
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Nofrial Nofrial, Purwo Prihatin, Wahyono Wahyono, Marten Agung Laksono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats