VIABILITAS RAGAM HIAS SULUR GELUNG TERATAI
Abstract
The walls of Hindu and Buddhist temples in Java are often found in the carved ornament of lotus plants that is grown from tubers or urns. In early period of Islam in Java, the existence of this decorative variety remained. Based on the books of the Hindu Purana, there is an explanation of the concept of the the universe creations embodied in the form of lotus scrolls. Meanwhile, from the old manuscripts belonging to the Wali, although limited in the scope of Sufism of the Tarekat Syaththariyah there is an explanation of the lotus with the name of the Tunjung flower. This article discusses the concept of creating works of art based on the theory of adaptation by Linda Hutcheon in his book: A Theory of Adaptation. The discussion is more emphasized on the visual aesthetic aspects contained in Lara Jonggrang Prambanan temple in Kalasan Yogyakarta, Surowono Temple in Kediri East Java and Sunan Drajat tomb in Lamongan, East Java. The ornamental variety, whose concept of creation was adapted from Purana books of Hindu, was in early Islam believed to follow the theoretical procedures, as well as in later times, but the philosophical meaning may be less well known.
Keywords: ornament, sulur gelung, padmamūla, tunjung
Dinding candi-candi Hindu dan Buddha di Jawa, sering ditemukan pahatan ragam hias sulur tumbuhan teratai yang tumbuh dari bonggol atau guci bergelung-gelung. Pada masa Islam awal, eksistensi ragam hias ini tetap bertahan. Berdasarkan kitab-kitab Purana Hindu, terdapat penjelasan mengenai konsep pembentangan alam semesta yang diwujudkan dalam bentuk gulungan teratai. Sementara itu, dari naskah lama milik para Wali, meskipun terbatas dalam lingkup tasawuf Tarekat Syaththariyah terdapat penjelasan mengenai teratai dengan nama bunga tunjung. Artikel ini membahas tentang konsep penciptaan karya seni berdasarkan teori adaptasi oleh Linda Hutcheon dalam bukunya: A Theory of Adaptation. Pembahasan lebih ditekankan pada aspek-aspek estetis visual yang terdapat di candi Lara Jonggrang Prambanan di Kalasan Yogyakarta, Candi Surowono di Kediri Jawa Timur dan makam Sunan Drajat di Lamongan Jawa Timur. Ragam hias tersebut, yang konsep penciptaannya diadaptasi dari kitab-kitab purana Hindu, maka pada masa Islam awal diyakini mengikuti prosedur teori tersebut, begitu juga pada masa berikutnya, tetapi makna filosofisnya mungkin kurang begitu dikenal.
Kata kunci: ragam hias, sulur gelung, padmamūla, tunjung
Full Text:
PDFReferences
Bosch, F.D.K. 1960. The Golden Germ: An Introduktion To Indian Symbolism. Terj. J.W. de Jong dan F.B.J. Kuiper, ed. Mouton & Co.-`S-Gravenhage.
Coomaraswamy, Ananda K. 1931. Yaksas: Part II. Washington, D. C.: Smithsonian Institution Freer Gallery of Art.
Donder, I Ketut. 2007. Kosmologi Hindu: Penciptaan, Pemeliharaan, dan Peleburan Serta Penciptaan Kembali Alam Semesta. Surabaya: Paramita.
Fischer, Joseph. 1994. The Folk Art of Java. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Hadiwijono, Harun. 1971. Agama Hindu dan Agama Buddha. Djakarta: Badan Penerbit Kristen.
Hoop, A.N.J. Th. à Th. van der. 1949. Indonesische Siermotiven. Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Hutcheon, Linda. 2006. A Theory of Adaptation. New York: Routledge.
Kempers, A.J. Bernet. 1954. Tjandi Kalasan dan Sari. Terj. R. Soekmono Djakarta: Dinas Purbakala Republik Indonesia Penerbitan Dan Balai Buku Indonesia.
Kieven, Lydia. 2013. Following the Cap-Figure in Majapahit Temple Reliefs. Leiden-Boston: Brill.
Kinney, Ann R. 2003. Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java. Honolulu: University of Hawai`i Press.
Krom, N. J. 1923. Hindoe-Javaansche Kunst. `S-Gravenhage Martinus Nijhoff.
Muchtar, But. 1991. “Daya Cipta di Bidang Kriya” dalam Seni: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, Vol. I, No. 03 Oktober 1991: 9.
Sedyawati, Edi. 1992. “Seni: Mula Jadinya di Masa Lalu”, Seni: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, Oktober, h.2.
______________. 2014. Kebudayaan di Nusantara: Dari Keris, Tor-Tor sampai Industri Budaya. Depok: Komunitas Bambu.
_______________. et al. 2013. Candi Indonesia: Seri Jawa. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni, Penciptaan, Eksistensi, Dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Sunarya, I Ketut. 2003. “Garis Lintang Penampang Kriya: Seni Refleksi Jiwa Zaman yang Ambigu”, Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni, Vol. I, No. 2 Agustus, h.199.
Zoetmulder, P. J. 2000. Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Naskah Rujukan:
Nama naskah: Tariq Syaththariyah; Huruf: Arab Pegon; Bahasa: Jawa Pesisiran; Pemilik naskah: Syeh Rifa`i; Asal naskah: Bungah-Gresik; Kolektor naskah: H. Rahmat Dasy, dari Kranji, Paciran Lamongan Jawa Timur.
Nama naskah: Bayan Alim; Huruf: Jawa; Bahasa: Jawa Pesisiran; Pemilik naskah: Moh. Tajid; Asal naskah: Kranji Paciran Lamongan; Kopi naskah dari H. Rahmat Dasy, dari Kranji, Paciran Lamongan Jawa Timur.
Nama naskah: Anonim; Huruf: Khat Naski, Arab–Pegon, tinta hitam dan merah; Bahasa: Jawa Pesisiran; Genre: Prosa; Bahan: Kertas Gedog; Ukuran naskah: P: 29 cm; L: 20 cm; Tebal: 4 cm; Jumlah halaman: 570/ halaman 21 baris, dijilid benang; Pemilik naskah: R. Edy Santosa bin R. Setyo Adji; Asal naskah: Rumah Ndalem Drajat Paciran, Lamongan; Isi naskah: Wejangan Syékh Majnūn kepada muridnya dan wejangan dari para Wali mengenai ilmu Tasawuf; Kopi naskah dari H. Rahmat Dasy, dari Kranji, Paciran Lamongan Jawa Timur.
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v8i2.2796
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Akhmad Nizam, Wisma Nugraha Ch R., SP. Gustami
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats