RE-AKTUALISASI KENDIL HITAM
Abstract
“Hidup Segan Matipun Tak Mau” adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kondisi kembang-kempisnya hidup kerajinan gerabah tradisional di beberapa daerah, khususnya kerajinan kendil hitam di desa Kasongan, Kendil hitam dikenal dengan sebutan kendil gudeg, kendil ini biasa digunakan sebagai wadah makanan khas Jogja yaitu gudeg. Kendil dihasilkan oleh pengerajin gerabah melalui proses pembuatan secara“tradisional”. Pembuatan kendil hitam sangat tradisional menggunakan bahan tanah liat yang terdapat di alam sekitar, menggunakan peralatan sederhana, serta pembakaran ladang (field firing) suhu rendah berbahan bakar uwuh (daun-daundan ranting kering). Kendil sebagai wadah yang aman untuk makanan. Teknik seni gerabah tradisional ini sudah dikenal sebagai ciptaan manusia sejak jaman prasejarah untuk membuat barang kebutuhan sehari-hari dalam bertahan hidup (life survival). Teknik pembuatan tradisional diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang, dan saat ini dan mulai bersaing dengan produk industri yang dibuat secara massal. Tulisan ini akan mengangkat keistimewaan kendil hitam dalam bertahan hidup memenuhi kebutuhan untuk wadah makanan gudeg di jaman milenial ini. Studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan pendekatan etnografi digunakan sebagai metode penelitian. Hasil dari penelitian diharapkan berguna untuk melengkapi pengetahuan akademik khususnya bagi mahasiswa jurusan keramik, yang selama ini hanya mengenal pembuatan keramik modern dengan peralatan canggih (modern).
Kata Kunci: gerabah tradisional, bertahan hidup, era milenial.
"Hidup Segan Matipun Tak Mau" is an expression that describes the struggling conditions of conserving traditional pottery crafting in several regions, especially black kendil in Kasongan village. This black kendil, known as gudeg kendil, is commonly used as a container used for storing one of Jogja's most traditional dish, namely gudeg. Kendil is produced by pottery craftsmen through a "traditional" manufacturing process. Black kendil is traditionally made out of clay that is discovered easily in surroundings areas, and by using simple equipment, that is then burnt in the field with low-temperature (field firing) using dried leaves and twigs (uwuh) to produce containers that are food-safe. This traditional pottery art technique has been known as one of human’s creations used in order to produce daily necessities for life survival since the pre-historic times. These traditional manufacturing techniques have been passed down from ancestors to the current generation, and now competes with mass industrial production. This paper will highlight the features of maintaining the use of black kendil as gudeg food containers in this current millennial era. Literature studies, observations, and interviews with the ethnographic approach are used as the methods of research. The results of the study are expected to be useful for academics, particularly students of ceramics major, who are more exposed to modern ceramic manufacturing through the use of advanced equipment.
Key-word: traditional pottery, life survival, millenial era.
Full Text:
PDFReferences
Appadurai, Arjun. 1986. “The Social Life of Things: Commodities in Cultural Perspective”. London: Cambridge University Press.
Astuti, Ambar. 1982. “Teori Keramik I”. Yogyakarta: Liberty.
___________. 2008. “Keramik: Bahan, Cara Pengerjaan Glasir”. Yogyakarta: Arindo Nusa Media.
Cassierer, Ernst. 1987. “Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei Tentang Manusia”. Jakarta: Gramedia.
Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. 1977. “Ki Hadjar Dewantara: Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka I”, Yogyakarta.
Riegger, Hal. 1970. “Raku: Art & Technique”. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Sarosa, Samiaji, S.E., M.Info.Sys., Ph.d. 2017. “Penelitian Kualitatif – Dasar-Dasar”. Jakarta: Indeks.
Soegondho, Santoso. 1995. “Tradisi Gerabah di Indonesia - Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini”. Jakarta: P.T. Dian Rakyat.
Thorburn, Craig. 1982. “Teknologi Kampungan”. USA: The Appropriate Technology Project of Volunteers in Asia.
Widagdo. 2005. “Desain dan Kebudayaan”. Bandung: ITB.
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v8i1.2687
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Koniherawati Koniherawati, Centaury Harjani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats