INSPIRASI ATT (ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL) SEBAGAI MOTIF KAIN BATIK
Abstract
Historically, traditional transport is very interesting to be analyzed. The people of
Yogyakarta has had various traditional transport as the artifact with different meanings. Decades
ago, the traditional horse cart (andong), cart, and classic cart currently kept in the Royal Museum
as well as cow cart were the reliable transport for public mobility. Other vehicles were traditional
pedicab (becak) and bicycles both for male and female riders.
The artifacts have currently not been in operation any longer. Although some people
have attempted to reserve the existence of those traditional transport, such as the cow cart
community, traditional bicycle community, and still many others, the reservation has to be taken
more seriously in order that the young generation have the sense of belonging. They have to be
proud of the fact that the ancestors already had such traditional transports.
The data concerning the traditional transports was collected from the regions in
Yogyakarta which still reserve the artifacts. Only few are operated, while most of them are
reserved in such museums as the Royal Museum of Yogyakarta. The ancient Royal Palace used
to operate their classic carts for royal events. The carts had different functions, performances,
and esthetics. They also symbolize different historical meanings. The parts of the carts have high
esthetic value and craftsmanship. The decoration is sophisticated and can be transformed into
visualized works for further reservation.
To reserve the historical artifacts and parts with their artistic value, they are put into the
motif of batik in Yogyakarta. In this way, batik Yogyakarta will be have richer motifs. Such motifs
and patterns as the traditional transports as becak and bicycle are reserved on batik. It is
expected that the young generation will proudly see and appreciate the wonderful historical
value inherited by the ancestors.
Key Words: Traditional Transport, history, reserve, inspiration, Batik motif
Garis kesejarahan akan Angkutan Tradisional menarik untuk dikaji, Masyarakat
Yogyakarta memiliki sejarah Angkutan Tradisional sebagai kekayaan artefak peninggalan, yang
menyiratkan berbagai makna. ATT: Andhong, kereta , kereta klasik yang ada di Museum Kereta
keraoin, serta gerobag sapi itu puluhan tahun yang lalu menjadi andalan bagi mobilitas
masyarakat kita. Dilengkapi dengan becak dan sepeda onthel lanang maupun wedhok. Kini
Artefak tersebut tinggal kenangan. Walaupun masih ada yang nguri-uri sebagaimana berdiri
komunitas gerobag sapi, komunitas sepeda onthel dan yang lain, namun perlu dilestarikan untuk kepentingan generasi muda agar masih memiliki rasa handarbeni: bahwa dulu leluhurnya
memiliki berjenis-jenis kendaraan tradisional.
Upaya untuk mendapatkan data dari ATTT didapatkan di daerah Yogyakarta yang masih
artefak dan masih aktif dijalankan, sebagian besar sudah dilestarikan dalam museum seperti
museum kereta di Keraton Yogyakarta. Kereta klasik yang pernah dimiliki kerajaan Yogyakarta
tersebut bermacam fungsi, performent dan estetikanya. Semua itu bermakna, sebagai bukti
sejarah Keberadaan Angkutan Transfortasi Tradisional. Artefak tranportasi itu memiliki bagianbagian
yang estetis, bernilai craft yang tinggi, penuh hiasan yang rumit, semuanya menjadi
obyek estetika yang dapat dilanjutkan lagi menjadi karya-karya visual yang dapat memberikan
nilai kelestarian.
Untuk melestarikan artefak bersejarah dan bagian-bagian yang memiliki nilai artistic
tersebut, selaras apabila dijadikan inspirasi sebagai motif batik bagi Yogyakarta, agar menambah
barisan panjang motif yang dimiliki oleh dunia perbatikan kota Yogyakarta, ATT seperti becak,
sepeda tersebut diangkat menjadi inspirasi untuk pola dan motif batik. Agar lestari dan generasi
dapat menyaksikan dan tidak kehilangan nilai sejarah yang dimiliki para pendahulu.
Kata kunci: alat transportasi tradisional, sejarah, melestarikan, inspirasi, motif, batik.
Full Text:
PDFReferences
Alwi, Hasan. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke tiga Departemen Pendidikan Nasional: Balai Pustaka, Jakarta.
Asmujo Jono Irianto. 2009. Warisan Tradisi dan Seni Rupa Kontemporer, Makalah Seminar Nasional, Pengembangan Kesenian Tradisional dalam Kebudayaan Kontemporer.Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Adi Kusrianto. 2013. Batik Filosofi, Motif & Kegunaan. Andi. Yogyakarta.
Ari Wulandari. 2011. Batik Nusantara: Makna, Filosofis, Cara Pembuatan& Industri Batik. Yogyakarta: Andi.
Asti Musman & Ambar B. Arini.2011. Batik, Warisan Adiluhung Nusantara, Yogyakarta: Andi.
Bandem, I Made. 2005. Kekhasan Penelitian Bidang Seni, Forum Diskusi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Seni DP3M Dirjen Dikti Depdiknas RI 7- 9. Denpasar. Desember 2005.
Condronegoro Mari2010. Memahami Busana Adat Kraton Yogyakarta. Warisan Penuh Makna.Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Djumena Nian S. 1990. Ungkapan Sehelai Batik“Its Mystery and Meaning”, Jakarta: Djambatan.
__________. 1990. Batik dan Mitra, Batik and is Kind, Jakarta: Djambatan.
__________. 1991. Batik dan Mitra, Jakarta, Jambatan.
Drusilla Cole. 2003. Design Throught The Centuries, 1000 Patterns. USA. Chronicle Fransisco.
Gustami ,SP. 1992. “Filosofi Seni Kriya Tradisional Indonesia”, dalam SENI: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, II/01, BP ISI Yogyakarta, Yogyakarta.
__________. 2004. Proses Penciptaan Karya Seni Kriya Untaian Metodology, Yogyakarta Program Pascasarjana ISI Yogyakarta.
__________. 2008. Nukilan Seni Ornamen Indonesia, Yogyakarta:Jurusan Kriya Fakulta Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
John Naisbitt. 2006. Minsed, Tata Pola Pikir untuk Membaca Peluang Bisnis Masa Depan & Menuai Profit, Jakarta:Daras.
Kadir Wan Yusuf. Wan Abdul. 2006. Wacana Budaya. Kuala Lumpur Pustaka Wira Sdn Bhd.
Michael Hitchock. 1991. Indonesian Textiles, Berkeley Singapore: Periplus `Editions.
Notonegoro. 2008. Kraton Yogya, Warisan dan Budaya, PT Jayakarta Agung Offset .Jakarta :Indonesia Kebanggaanku bekerjasama Indonesia Marketing Assosiation.
Sidik, Fajar dan Aming Prayitno, tt., Desain Elementer, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta….
Sularto, tt., Monografi Daerah Istimewa Yogyakarta, Proyek Pengembangan Media kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ..
Susanto, S.K. Sewan. 1984. Seni dan Teknologi Kerajinan Batik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.
Suyanto, A.N. 2002.“Sejarah Batik Yogyakarta”, Rumah Penerbitan Merapi kerjasama dengan Yayasan Adi Karya IKAPI Ford Foundation.
Suryo Tri Widodo. 2009. Eksistensi Seni Batik di Indonesia Dari Aspek Sosial dan Politik dari Era Kerajaan ke Era Republik, Prosiding Seminar Nasional Seni Kriya, Kriya: Kesinambungan dan Perubahan, Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta dalam Rangka Purna Tugas Prof Gustami. Yogyakarta 5 Mei, 2009.
Sudewi Samsi. 2011. Sri, Teknik dan Ragam Hias Batik. Yogya: Titian Masa Depan.
Suyani. 2014 Sentra Industri Batik Lendah Kulon Progo, Tesis Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
Juni. Tugang, Nuria. 2011. Tembikar Dalam Budaya Iban Di Serawak. Malaysia: Universiti Malaysia Sarawak Malaysia. Van Der Hoop, A.N.J. Th. A. th,, 1949, Indonesishe Siermotieven (Ragamragam Perhiasan Indonesia), Kunsten En Wetenschappen: Koninklijk Bataviaas chap Van.
Wuri Handayani, 2011, Batik Cirebon, Bentuk, Makna dan Fungsi, , Tesis Program Pascasarjana, Institut
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v5i1.2375
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Noor Sudiyati, Sunarto Sunarto, Made Sukanadi, Pandansari Kusumo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats