REKA CIPTA PERHIASAN TARI SRIMPI PAKU ALAM IV YOGYAKARTA
Abstract
One of the valuable heritages preserved until today within Pakualaman is the art and
culture. One of the various arts and cultural heritages is Srimpi dance. There are some
fundamental things on why the research / creation of Srimpi dance becomes interesting to do,
besides having the purpose to reveal the existence of Srimpi dance with all the accompanying
attributes, including various attributes of jewelry through the study of visual data of Wedana
Renggan in the manuscript source of Langen Wibawa. The forms of jewelry that are used in the
Srimpi dance during the Paku Alam IV is also expected to be clearly visualized, so that
ultimately the existence of jewelry as a complementary attribute in the Srimpi dance
performances will enrich arts and culture in strengthening the national identity in the eyes of
the international world.
Through a review of this manuscript, ten sets of jewelry with deferent designs of Srimpi
dance especially during Paku Alam IV have been created. Thus, other forms of creative and
innovative jewelry designs and products based on the philosophy prevailing in the Pakualaman
environment are created.
At least there are two approaches used in this research / creation, namely the
approach to art history and aesthetics. In addition, semiotic analysis is also included.
Exploration and experimental methods are used when making the design process. The analysis
carried out does not look at the process of cause and effect, but more emphasizes on how to
visually express the forms of jewelry that wants to be created. Therefore, this study uses a
multidisciplinary approach.
Keywords: Langen Wibawa, Wedana Renggan, Jewelry, Srimpi Dance, Paku Alam IV.
Salah satu warisan berharga yang terdapat di lingkungan Pakualaman dan masih terus
dilestarikan sampai saat ini adalah seni dan budayanya. Dari berbagai peninggalan seni dan
budaya tersebut, salah satunya adalah tari Srimpi. Ada beberapa hal yang mendasar kenapa
penelitian/penciptaan tari Srimpi menarik untuk dilakukan, selain memiliki tujuan untuk
mengungkapkan keberadaan tari Srimpi dengan segala atribut yang menyertainya, termasuk
berbagai atribut perhiasan melalui kajian data visual Wedana Renggan dalam sumber naskah
kuno Langen Wibawa. Diharapkan juga akan dapat divisualisasikan secara jelas bentukbentuk
perhiasan yang digunakan dalam tarian Srimpi pada masa Paku Alam IV, sehingga pada
akhirnya keberadaan perhiasan sebagai atribut pelengkap dalam pertunjukan tari Srimpi ini
akan memperkaya khasanah seni dan budaya dalam memperkuat jati diri bangsa dimata
internasional. Melalui kajian naskah kuno ini telah diciptakan 10 set perhiasan tari Srimpi dengan
desain yang berbeda khususnya pada masa Paku Alam IV, dengan demikian terciptalah bentukbentuk
desain dan penciptaan perhiasan yang kreatif dan inovatif berdasarkan filosofi dan
‘pakem’ yang berlaku di lingkungan Pakualaman.
Sedikitnya ada dua pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni
pendekatan sejarah seni dan estetika, selain itu disertakan pula analisis semiotika. Metode
penciptaan eksplorasi dan eksperimen digunakan ketika proses pembuatan desain dilakukan.
Analisis yang dilakukan tidak melihat pada proses sebab akibat, tetapi lebih ditekankan pada
bagaimana mengungkapkan secara visual bentuk-bentuk perhiasan yang ingin diciptakan. Oleh
karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan multidisiplin.
Kata Kunci: Langen Wibawa, Wedana Renggan, Perhiasan, Tari Srimpi, dan Paku Alam IV.
Full Text:
PDFReferences
Condronegoro, Mari S, 1995, Busana Adat Kraton Yogyakarta: Makna dan Fungsi dalam Berbagai Upacara, Yogyakarta, Yayasan Pustaka Nusatama
Drutt, Helen William, 1995, Jewelry of Our Time, New York, Rizolli International Publication, Inc.
Holt, Claire, 2000, Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, Bandung, arti.line.
Kusmayati, A.M. Hermien, 1988, “Bedhaya di Pura Pakualaman: Pembentukan dan Perkembangannya 1090- 1987”, Tesis Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Paku Alam IV,Naskah-Naskah Katalog Perpustakaan Pura Pakualaman (Paku Alam IV bertahta 1864- 1878). Penulis kedua sampai keempat tidak mencamtumkan tarikh penulisan, tetapi menyebut nama raja pemrakarsa tarinya, yaitu Harya Prabu Suryadilaga (Paku Alam V yang bertahta pada tahun 1878 – 1900).
Soedarsono, R.M., 1999, Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Bandung, MSPI
________________ ,1999, Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata, Bandung, MSPI
________________ , 1997, Wayang Wong Drama Tari Ritual Kenegaraan di Kraton Yogyakarta, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v3i2.2353
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Yulriawan Dafri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats