KAJIAN ESTETIK DESAIN MATA UANG RUPIAH PADA MASA PEMERINTAHAN SOEKARNO PERIODE 1945-1949

Afrizal Afrizal

Abstract


The foreign people’s entry into Indonesia before Indonesian’s Independence aimed to
trade. They used transaction means they brought with them from their own countries. Such the
means constituted gold and silver. When gold and silver were replaced with paper money by
the incomers such as Dutch and Japanese as the means of transaction, such the type of paper
money was also used as the legal means of payment in Indonesia. When Indonesians
proclaimed their independence on August 17, 1945, such the form of transaction means was
still used as the legal means of payment. The use of transaction means the incomers had
brought as legal payment was considered as not suitable to the Indonesian personality; thus it
should be replaced. For that reason, Indonesian government issued its own money form as the
legal transaction means: Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).
This study explored specifically the development of ORI design during Soekarno reign in
1945-1949 period. The main problem was explained using historical approach and fine art
science such as esthetics and symbolism.
The result of research revealed that the development of ORI design was affected by
several factors. The role of Indonesian government as the organizer of money circulation, the
role of artists as ORI’s designer who got full trust to select the picture theme to be applied to
the money form, and Indonesian support to the publication of ORI who wanted to be
independent from the colonial grip were internal factors supporting the development. The
external factor was that the money used before Indonesian independence was not Indonesian
official money.


Keywords: design development, rupiah currency, and esthetics.

 

 

Masuknya bangsa asing ke Indonesia sebelum bangsa Indonesia merdeka dengan
tujuan berdagang mereka menggunakan alat transaksi yang dibawa dari negaranya masingmasing,
alatransaksi itu berupa emas dan perak. Pada saat itu emas dan perak menjadi
alatransaksi yang sah di Indonesia. Ketika uang emas dan perak diganti dengan uang kertas
oleh bangsa pendatang seperti bangsa Belanda dan bangsa Jepang sebagai alatransaksi, jenis
alatransaksi dengan bahan kertas tersebut juga diberlakukan sebagai pembayarang yang sah di Indonesia. Saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945 bentuk alatransaksi itu masih digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Penggunaan bentuk alatransaksi yang dibawa oleh bangsa pendatang sebagai pembayaran
yang sah setelah bangsa Indonesia merdeka, alatransasi itu dianggap tidak cocok dengan
kepribadian bangsa Indonesia, dengan demikian jenis alatransaksi tersebut harus diganti. Oleh
karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan bentuk uang sendiri sebagai alatransaksi yang
sah yaitu: Oeang Repoeablik Indonesia (ORI).
Penelitian ini menggali secara khusus tentang perkembangan desain ORI pada masa
pemerintahan Soekarno periode 1945-1949. Pokok permasalahan dipaparkan dengan
pendekatan sejarah dan penggunaan ilmu seni rupa seperti: estetika dan simbolisme.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa perkembangan desain ORI dipengaruhi
beberapa hal. Peran pemerintahan Indonesia selaku pengatur peredaran uang, peran seniman
sebagai desainer ORI yang mendapat kepercayaan penuh terhadap pemilihan tema gambar
yang akan di aplikasikan kedalam bentuk uang, dan dukungan bangsa Indonesia terhadap
terbitnya ORI yang ingin bebas dari cengkraman penjajah merupakan faktor internal yang
mendukung perkembangan tersebut. Faktor eksternal adalah: uang yang digunakan sebelum
bangsa Indonesia merdeka bukan uang resmi bangsa Indonesia.

 


Kata kunci: perkembangan desain, mata uang rupiah, dan estetika


Full Text:

PDF

References


al-Dimasyqi, Ja’far bin Ali. 1977. al- Isyarat ila Mahasin al-Tijarah, Tahqiq, al- Basyari al-Syorbaji. Alexandria: al- Ghad.

AP, Suryadi. Pelukis Uang ORI Pertama Soerono, Harian Sinar Harapan, 26 Oktober 1985.

Becker, Udo. 1992. The Continuum Encyclopedia of Symbols. New York. Cataloque of Paper Money of The V.O.C.,Netherlands East Idies and Indonesia, from 1782 to 1981.

Darmawan, Indra.1992. Uang dan Perbankkan. Jakarta: Rineka Cipta .

Dimyati, Edy. 2010. Panduang Sang Petualang 47 Museum Jakarta. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Duncan, Hugh Dalziel. 1962. The Establishment of Money as Symbol of Comunity Life Money as a Form of Transcenden. terjemah Alfian, Sosiologi Uang. Yogayakarta: Pustaka Pelajar.

Feldman, Edmund Burke. 1967. Art As Image and Idea Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Becker, Udo. 1992. The Continuum Encyclopedia of Symbols. New York. Goldstein, Harriet. and Vetta Goldstein. 1960. Art in Everyday Live New York: The Macmillan Compony, Fourth Edtion.

Hasan, Ahmad. 2005. Mata Uang Islam, Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Isalam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sumanang dan Rasjid, S.M. Bung Hatta: mengabdi pada tjita-tjita perdjoangan bangsa. Jakarta: Panitia Peringatan Ulang Tahun Bung Hatta, 1972.

H. Maslow, Abraraham.1970. Motivation and personality, Hand Book New York, Harper & Row.

Haryono, Timbul. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Dalam Perspektif Ekreologi Seni. Surakarta: ISI PresSolo.

Haryono,Timbul. 2001. Logam dan Peradapan Manusia. Yogyakarta: Philosophy Press Handjaja, Madsuri. 2009. “65 Tahun Indonesia Merdeka”,Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010, edisi ke-3. Jakarta: Buana Printing.Jurnal sejarah pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Tilly “ Collective Action” Revolusi, Kisah Tawanan Boven Digul .2004. Yayasan Masyarakat Sejarah Indonesia: Obor Indonesia.

Lokwood, Rupert. 1983. Armada Hitam, Angkatan Laut Australia Mendaratkan Rupiah. Jakarta: Gunung agung .

Montagu. 1984. Sejarah Nasional Indonesia, edisi ke-4. Jakarta: Rinika Cipta. jilid 6.

Osborne, Harnold. 1972. Aesthetics. London and Prescot: Oxford University Press.

Priyanahadi, Y.B. 2003. Bersiaplah Sewaktu-waktu Dibutuhkan Perjalanan Karya Penerbit Percetakan Kanisius 1922-2002, 2003. Jogjakarta: Kanisius.

Papanek, Victor. 1973. Design For The Real World: Human Ecology and Social Change, Bantam Books, Toronto,New York, London. “Riwajat Pedjoengan Oeang Repoeblik”, Tempo, 30 Maret 1985.

Rosidi, Ajip. 1986. Biografi Sjafruddin Prawiranegara, Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta: Inti Idayu Press Santosa, Sugijaya Abadi. 2009. Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-2010 Edisi ke 3. Jakarta : PT. Sugijaya Abadi Santosa.

Sachri, Agus. 2005. Budaya Rupa, Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya. Jakarta: Erlangga.

Sachari, Agus. 2000. Sejarah dan Perkembangan Desain dan Dunia Kesenirupaan di Indonesia. Bandung: ITB

Soubari, Muhamad. “Antara” di kutip oleh harian Belanda “Nieuwagier” tanggal 1 November 1947.

Soedardjo, Nichlany. 1991. Banknotes and Coin from Indonesia, 1945-1990. Jakarta: Yayasan Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Perum Peruri.

Weatherford, Jack. 2005. Sejarah Uang (The History of Money) terjemah, Noor Cholis. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Yadav, Jai Singh. “Sejarah Mata uang Indonesia”, harian KOMPAS, Jum’at 1 November 1991.

Zellerbach,Crown. dalam Arthur Asa Berger, Signs in Contemporary Cultur, An Introdution to Semiotics, terjamah Marianto, M. Dwi. dan Sunarto. 2005. Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.

Sumber Pendukung

Adi Pratomo Peneliti dan Kolektor Uang Kuno

Hamid Ponco Wibowo, peneliti eksekutif di Biro Kebijakan. Pengedaran Uang,Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia.

Agus Santoso Kepala Museum Uang Bank Indonesia Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v2i2.2337

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Afrizal Afrizal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

View My Stats

ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).

 

 

View My Stats