SENGKALAN, MAKNA PENANDA DALAM BENTUK KALIMAT ATAU GAMBAR INDAH SEBAGAI BAHASA KOMUNIKASI SENI
Abstract
Sengkalan is expression presentation of from public expression jawa, sengkalan lamba has
three element that is between sentence or word, figure, and year. sengkalan casquette is a
marker visualizinged in the form of picture, patrimony, statue, ornament, train representing
from an expression forwarding of certain intention. presentation of sengkalan in wording based
on meaning and karakteristikyang refers to the sun, month, nature and form to lay open
contents of intention consisting in in sentence. expansion from word has presentation of word a
fuguryang relates to applies synonymy term, sound spelling, the and action, intention of similar
meaning, and equation of certain things, and so. charge filled from sengkalan to show image of
situation of time and certain place, and express case of event of at one time and certain place
also.
Keywords: candrasengkala, suryasengkala, picture, ornament, figure
Sengkalan merupakan ekspresi wujud dari ungkapan masyarakat jawa, sengkalan lamba
memiliki tiga unsur yaitu diantara kalimat atau kata, figur, dan tahun. sengkalan memet adalah
suatu penanda yang divisualisasikan dalam bentuk gambar, pusaka, patung, perhiasan, kereta
yang mewakili dari suatu ekspresi penyampaian maksud tertentu. penyajian sengkalan dalam
susunan kata berdasarkan arti dan karakteristikyang mengacu pada matahari, bulan, sifat dan
wujud untuk mengungkapkan isi maksud yang terkandung di dalam kalimat. pengembangan
dari kata mempunyai penyajian kata suatu fuguryang berkaitan dengan menggunakan istilah
kesinoniman, ejaan bunyi, hal dan tindakan, maksud arti yang serupa, serta persamaan hal-hal
yang tertentu, dan seterusnya. muatan isi dari sengkalan menunjukkan gambaran situasi
waktu dan tempat tertentu, serta menyatakan kejadian peristiwa pada suatu waktu dan
tempat yang tertentu juga.
Kata Kunci: candrasengkala, suryasengkala, gambar, perhiasan, figur
Full Text:
PDFReferences
Bratakesawa, R. ‘Ketranagan Candrasengkala’ Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek PenerbitanBuku Sastra, 1980.
Feldman, Edmund Burke. Art As Image And Idea. Englewood Cliffs,New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1967.
Haryono, Timbul. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Solo: ISI Press Solo 2008.
Hauser, Arnold. The Sociology Of Art, Terj. Kenneth J. Chicago dan London:The University of Chicago Press, 1974.
Majalah Keris,edisi 4, 2007, Waluyo Wjayanto: Sengkalan. Margono, S. Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Moedjanto, G. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya Oleh Raja-Raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius, 1987.
Pradopo, Djoko Rachmat, Widya Parwa. Kritik Sastra, Guna, dan Faedahnya, Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982.
Sedyawati, Edi. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Soekiman, Djoko. Kebudayaan Indis Dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya Di Jawa (ABAD XVIII-MEDIO ABAD XX), Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2000.
Sunardi, St. “Sosiologi Genetik Politik- Budaya Piere Bourdieu”.
Internet www.bravo172.blogspot.com
DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v2i2.2336
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Febrian Wisnu Adi Adi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats