DIALEKTIKA COSPLAY, ESTETIKA, DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Abstract
Culture and the type of clothing cosplay, sustainably develop in some parts of the
world, such as in the United States, Japan, Australia, Paris, London, Italy, and not least in
Indonesia. As well as the animation concept inherent in Japanese culture, cosplay clothing
bervisual be, of course, has its advantages and disadvantages, as well as shifting ideas when
diadobsi by a particular country. It is inevitable, characteristics and character animation as a
reference cosplay clothing manufacture, changing its form, concept, and material when applied
in Indonesia. Cosplay Indonesia, for example, how this all adopt dialihmaterialkan business, as
well as experienced changes in search of ideas to show all the elements of Indonesia 's. Making
the next cosplay outfit based on stories, fairy tales, novels, legends, and comics in Indonesia.
This arrangement is not without reason and without creativity, but more depth can be
discussed as a form of acculturation between the ideas of Japanese and Indonesian culture,
which is packed into a cosplay outfit. On the other arts areas, the concept of cosplay is often
shown as a costume show. For example, in the theater, revue, or a play-play in an event that
featured performances on the stage space . The concept of clothing with a special place and
time, is a simple concept of cosplay. Visualize concepts ideas or writings on clothing image and
makeup, which is transformed into three- dimensional shapes. Cosplay should be viewed as a
discourse of culture and art, by adopting textual ideas, concepts imagination image, into forms
such a unique and beautiful.
Key words : cosplay, cosplayer, aesthetic principles, various forms, and ideology.
Budaya dan jenis pakaian cosplay, secara berkesinambungan berkembang di beberapa
belahan dunia, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Australia, Paris, London, Italia, dan tidak
terkecuali di Indonesia. Seperti halnya dalam konsep animasi yang melekat pada budaya
Jepang, bervisual menjadi pakaian cosplay, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, serta
mengalami pergeseran ide-ide manakala diadobsi oleh negara tertentu. Tidak dapat dipungkiri,
ciri khas dan karakter animasi sebagai rujukan pembuatan pakaian cosplay, mengalami perubahan bentuk, konsep, dan material ketika diaplikasikan di Indonesia. Cosplay Indonesia
misalnya, bagaimana usaha adobsi ini dialihmaterialkan, serta mengalami perubahanperubahan
dalam pencarian ide-ide dengan menampilkan unsur-unsur ke-Indonesia-an.
Pembuatan pakaian cosplay pada selanjutnya berdasarkan pada cerita, dongeng, novel,
legenda, dan komik-komik di Indonesia. Penggubahan ini bukan tanpa alasan dan tanpa
kreativitas, tetapi lebih mendalam dapat dibahas sebagai bentuk akulturasi antara ide-ide
kebudayaan Jepang dan Indonesia, yang dikemas menjadi pakaian cosplay. Pada wilayah
kesenian lain, konsep cosplay juga sering ditampilkan sebagai sebuah kostum pertunjukan.
Misalnya pada pertunjukan teater, pertunjukan tari-tarian, atau sebuah lakon-lakon yang
ditampilkan dalam sebuah acara pertunjukan diatas ruang pentas. Konsep pakaian dengan
tempat dan waktu khusus, adalah konsep sederhana dari cosplay. Konsep-konsep yang
memvisualkan ide-ide gambar ataupun tulisan tentang pakaian dan tata rias, yang
ditransformasikan menjadi bentuk tiga dimensi. Cosplay seharusnya dipandang sebagai
wacana kebudayaan dan kesenian, dengan mengadobsi ide-ide tekstual, konsep imajinasi
gambar, menjadi bentuk-bentuk rupa yang unik dan indah.
Kata-kata kunci: cosplay, cosplayer, prinsip estetika, ragam bentuk, dan ideologi.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24821/corak.v2i1.2329
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Deni Setiawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View My Stats
ISSN 2301-6027 (print) | ISSN 2685-4708 (online).
View My Stats