Pengelolaan Aset Seni dalam Organisasi Seni Tradisional: Studi Kasus Sekaa Sebunan Desa Kedis, Buleleng

I Putu Ardiyasa

Abstract


Seni memberdayakan untuk melihat seniman, kesenian, dan masyarakat sebagai aset yang mendorong pemikiran kritis, merasakan, dan membaca ulang permasalahannya. Seniman kesenian dan masyarakat adalah aset seni yang belum dipahami sebagai aspek penting yang saling berkaitan, terutama pada organisasi seni tradisional. Tulisan ini berupaya untuk memperkuat aset seni sebagai suatu cara untuk mendapatkan pengelolaan kesenian yang terbangun secara holistik dan berkelanjutan pada organisasi seni tradisional. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan pengamatan secara mendalam terhadap pengelolaan aset seni di masyarakat. Wawancara mendalam dilakukan untuk mengumpulkan data primer dari narasumber yang memahami baik secara pengetahuan dan menjadi pelaku dalam ruang seni. Selain itu data-data dikonfirmasi dan diperkuat menggunakan kajian-kajian terdahulu. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat lembaga kesenian tradisional berupa sekaa sebunan yang menghadirkan aktivitas kesenian berupa pelatihan, penciptaan karya seni, dan pementasan kesenian tradisi. Selain itu dalam lembaga seni tradisional ini terdapat keterlibatan publik (masyarakat) secara aktif dalam ruang kesenian.

Management of Arts Assets in Traditional Arts Organizations: Case Study of Sekaa Sebunan in Kedis, Buleleng

ABSTRACT

Art empowers us to see artists, arts and society as asets that encourage critical thinking, feeling and re-reading the issues. Art artists and society are art asets that have not been understood as important interrelated aspects, especially in traditional art institutions. This paper seeks to strengthen art asets as a way to achieve holistic and sustainable management of the arts in traditional arts institutions. The data was collected using in-depth observations of art aset managers in the community. In-depth interviews were conducted to collect primary data from sources who understand both knowledge and are actors in the arts space. In addition, these data were confirmed and strengthened using previous studies. The results show that there are traditional arts institutions in the form of Sekaa Sebunan which present artistic activities in the form of training, creation of works of art, and staging of artistic traditions. In addition, in this traditional art institution there is active involvement of the community (community) in the art space.


Keywords


manajemen seni, seni tradisi, aset seni | art management, art traditions, art asets

References


Ardiyasa, I. P. (2018). Investasi stakeholder organisasi seni pertunjukan: Pengelolaan organisasi papermoon puppet theatre. Jurnal Tata Kelola Seni, 4(2), 63–71. https://doi.org/https://doi.org/10.24821/jtks.v4i2.3083

Arifardhani, Y. (2022). Problematika lembaga manajemen kolektif nasional (LMKN) dalam menghimpun royalti hak cipta di Indonesia. Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 9(3), 865–872. https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/26065

Arizal, F. W. (2021). Etnofotografi kesenian wayang krucil. JoLLA: Journal of Language, Literature, And Arts, 1(4), 474–491. https://doi.org/https://doi.org/10.17977/um064v1i42021p474-491

Arohmi, Y. S. F. (2019). Peran modal intelektual sumber daya manusia dalam pengelolaan festival yang berkelanjutan (Studi kasus festival Ngayogjazz). Jurnal Tata Kelola Seni, 5(1), 19–28. https://doi.org/https://doi.org/10.24821/jtks.v5i1.3142

Aswoyo, J., & Sularso. (2020). The Concept of Panutan in governance festival lima gunung in Magelang Central Java Indonesia. Harmonia: Journal of Arts Research And Education, 20(1), 1–9. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/harmonia.v20i1.24818

Bandem, I. M. (2013). Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah. STIKOM Bali.

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran (4th ed.). Pustaka Pelajar.

Edu, A. L., & Tarsan, V. (2019). Pendidikan seni musik tradisional Manggarai dan pembentukan kecakapan psikomotorik anak. International Journal of Community Service Learning, 3(1), 1–10. https://doi.org/https://doi.org/10.23887/ijcsl.v3i1.17484

Erawati, N. M. P. (2019). Pariwisata dan budaya kreatif: Sebuah studi tentang tari kecak di Bali. Kalangwan: Jurnal Seni Pertunjukan, 5(1), 1–6. https://doi.org/https://doi.org/10.31091/kalangwan.v5i1.731

Lim, R., Resmana, B., & Thio, C. W. S. (2022). Konservasi dan regenerasi campursari untuk pengembangan wisata budaya desa Begaganlimo, kec. Gondang, Mojokerto. Share:Journal of Service Learning, 8(1), 49–54. https://doi.org/https://doi.org/10.9744/share.8.1.49-54

Rohidi, T. R. (2014). Pengembangan media pembelajaran pendidikan seni budaya berbasis kearifan lokal (Wayang sebagai sumber gagasan). Imajinasi: Jurnal Seni, 7(1), 1–8. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/imajinasi.v7i1.7284

Rondhi, M. (2017). Apresiasi seni dalam konteks pendidikan seni. Imajinasi: Jurnal Seni, 11(1), 9–18. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/imajinasi.v11i1.11182

Setiarini, A. T. (2015). Strategi positioning dan diferensiasi dalam upaya membangun brand, studi kasus ngayogjazz. Jurnal Tata Kelola Seni, 1(2), 54–67. https://doi.org/10.24821/jtks.v1i2.1641

Suharto, S. A. S. (2013). Pendidikan multikultural di sekolah melalui pendidikan seni tradisi. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 13(1), 78–85. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/harmonia.v13i1.2535

Sukerta, P. M. (2009). Gong kebyar Buleleng: Perubahan dan keberlanjutan tradisi gong kebyar. PPS & ISI Press Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.24821/jtks.v9i2.10934

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 I Putu Ardiyasa

Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791 email: tatakelolasenijurnal@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Visitors