Pelatihan Gending Gerejawi Kepada Kelompok Sabda Laras Gereja Kristen Muria Indonesia Yogyakarta
Abstract
Kelompok Karawitan Sabda Laras merupakan sekelompok jemaat Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Yogyakarta yang mengupayakan realisasi dari inkulturasi dalam lingkungan gereja. Namun, tidak adanya pelatih tetap sejak tahun 2017 berdampak pada jumlah anggota yang tidak bertambah tetapi justru berkurang, dan hingga saat ini belum ditemukan strategi atau metode untuk menyemarakkan/memajukan grup. Pelatihan bagi kelompok Karawitan Sabda Laras diperlukan untuk meningkatkan kemampuan menabuh gamelan dengan lagu gerejawi. Pelatihan dilakukan melalui program Penyuluhan Seni ISI Yogyakarta, yang diselenggarakan pada bulan Maret-Agustus 2020. Pelatihan awalnya diselenggarakan dengan tatap muka, namun karena pandemi covid-19 maka pelatihan dilanjutkan secara daring. Materi yang diberikan yaitu lagu S’mua Baik”, “Betapa Kita Tidak Bersyukur”, dan “Angkatlah Hati-Mu pada Tuhan”. Materi ini diberikan untuk menambah vocabulary lagu-lagu gerejawi. Materi diberikan melalui grup whatsapp dengan media video (link youtube) dan google site. Hasil pelatihan ini antara lain menambah kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik tabuhan instrumen dan garap, terutama dalam hal menggubah lagu gerejawi dengan menggunakan media gamelan dan beberapa variasi tabuhan sebagai bagian dari aransemen lagu. Selain itu, peserta dapat menguasai lagu “S’mua Baik”, “Betapa Kita Tidak Bersyukur”, dan “Angkatlah Hati-Mu pada Tuhan”.
The Karawitan Sabda Laras group is a group of members of the Indonesian Muria Christian Church (GKMI) Yogyakarta which strive for the realization of inculturation within the church environment. However, the absence of a permanent coach since 2017 has an impact on the number of members who have not increased but instead decreased, and until now there has been no strategy or method to enliven / advance the group. Training for the Karawitan Sabda Laras group is needed to improve the ability to beat the gamelan with ecclesiastical songs. The training was carried out through the ISI Yogyakarta Art Counseling program, which was held in March-August 2020. The training was initially held face-to-face, but due to the Covid-19 pandemic the training was continued online. The materials given were the songs S'mua Baik "," How We Are Not Grateful ", and" Raise Your Heart to God ". This material is given to add to the vocabulary of ecclesiastical songs. The material is given through the whatsapp group with video media (link youtube) and google site. The results of this training, among others, increase the ability and knowledge of the technique of instrument beats and work on, especially in terms of composing ecclesiastical songs using gamelan media and several variations of wasps as part of song arrangement. In addition, the participants were able to master the songs "S'mua Baik", "How We Are Not Grateful", and "Raise Your Heart to God".
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Irwan, I. (2018). Penerapan Metode Diskusi dalam Peningkatan Minat Belajar. IQRO: Journal of Islamic Education. https://doi.org/10.24256/iqro.v1i1.312.
Nainggolan, D. (2020). Kajian Teologis Terhadap Musik Gerejawi. Jurnal Luxnos. https://doi.org/10.47304/jl.v6i1.4.
Prasetyo, P. (2012). Seni Gamelan Jawa sebagai Representasi dari Tradisi Kehidupan Manusia Jawa: Suatu Telaah dari Pemikiran Collingwood. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Saepudin, A. (2015). Laras , Surupan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.24821/jas.v1i2.4711
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2774-4787 (online) dan ISSN 2809-3380 (cetak).