The Visualization of Wayang Kulit Purwa by Bambang Suwarno
Abstract
Visualisasi Wayang Kulit Purwa Karya Bambang Suwarno. Artikel ini membahas tentang visualisasi wayang kulit purwa karya Bambang Suwarno, seorang dalang, guru dalang, dan pengembang pakeliran padat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui visualisasi wayang kulit karya Bambang Suwarno. Metode yang digunakan adalah bentuk deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil kreativitas berkarya ditunjukkan dalam berbagai karya wayang dari kondisi yang ambang, ricuh, dan mencoba sesuatu yang belum ada dari berbagai jenis tokoh wayang. Pengakuan berbagai tanggapan dalang tentang karya kreasi ini menunjukkan kreativitas berkarya yang memiliki konsep, dan mendukung pentas pakeliran. Selain itu, diharapkan wayang semakin indah dilihat, menjadi penghubung antar tokoh dalam lakon, memenuhi sanggit pakeliran, menambah perbendaharaan tokoh wayang, dan memperkuat pengakuan wayang di mata dunia.
This article discusses the visualization of wayang kulit purwa by Bambang Suwarno, a puppet master (dalang), a puppet master’s teacher, and a developer of a short shadow puppet performance. The objective of the research is to find out the visualization of wayang kulit by Bambang Suwarno. The method employed was descriptive qualitative one. Techniques of data collection were observation, interview, and documentation. The result of working creativity could be seen in many wayang works from the threshold, chaotic condition to trying something new that has never existed yet in a variety of wayang characters. Recognition of various mastermind’s responses to the work of Bambang Suwarno indicted the creativity of work that has a concept, and supports the performance stage. In addition, it is hoped that wayang will be more attractive to watch, become a liaison between characters in the play, fulfill the sanggit pakeliran, increase the treasury of puppet characters, and strengthen the puppet recognition in the world.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Budiyatmi. (2004). Inovasi Kayon Wayang Kulit Purwa Bambang Suwarno: Kajian Bentuk, Ornamen, Rupa dan Simbol Kayon (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya (Edisi Kedua). Jakarta:Kencana.
Dyah Pandanwangi, Wiekandini dan Farida Nuryantiningsih. (2018). “Komik Wayang Anak Pandawa sebagai Media Pendidikan Karakter di Jaman Kekinian” dalam Journal of Urban Society’s Arts Volume 5 Nomor 1, April 2018:1-10. http://journal.isi.ac.id/ index.php/JOUSA/article/view/2208/907. (Diunduh pada 24 April 2019 pukul 19.51).
Evans, James R. (1991). Berpikir Kreatif dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen (penerjemah Bosco Carvalho). Jakarta: Bumi Aksara
Gie, The Liang. (2004). Filsafat Seni: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.
Haryanto, S. (1988). Pratiwimba Adiluhung: Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Djambatan.
Haryanto, S. (1991). Seni Kriya Wayang Kulit. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Kurniawan, Didik. (2008). Kehidupan Bambang Suwarno dalam Dunia Pedalangan: Sebuah Biografi (Skripsi Program Studi S1 Jurusan Pedalangan). Surakarta: Institut Seni Indonesia.
Masroer Ch Jb. (2015). “Spiritualitas Islam dalam Budaya Wayang Kulit Masyarakat Jawa dan Sunda” dalam Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama Volume 9 Nomor 1 Januari-Juni 2015. http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/SosiologiAgama/article/download/091-03/1045. (Diakses pada Jumat, 9 November 2018 pukul 22.00)
May, Rollo. (2004). Apakah Anda Cukup Berani untuk Kreatif (The Courage to Create). Jakarta: Teraju.
Moleong, Lexy, J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyono, Sri. (1978). Wayang: Asal-Usul, Filsafat, dan Masa Depannya. Jakarta: BP Alda.
Nurgiyantoro, Burhan. (2011). “Wayang dan Pengembangan Karakter Bangsa” dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun 1, Nomor I, Oktober 2011. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/1314/1092 (Diunduh pada 24 Februari 2019 pukul 18.35).
Purwadi. (2007). Seni Pedhalangan Wayang Purwo. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Setiadi, Bram dan Amin Pujianto. (2011). Dalang-Ku. Jakarta: CV Cendrawasih Asri Kencana, Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi), Pusat Data Wayang Indonesia(PDWI).
Soetarno, Sarwanto, dan Sudarko. (2007). Sejarah Pedalangan. Surakarta: CV Cendrawasih.
Sudjarwo, Heru S., Sumari, dan Wiyono, Undung.(2010). Rupa dan Karakter Wayang Purwa. Jakarta: Kaki Langit Kencana.
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung:ITB Bandung.
Sunarto. (2006). “Pengaruh Islam dalam Perwujudan Wayang Kulit Purwa” dalam Ars Jurnal Seni Rupa & Desain Nomor 3 November 2006. http://www.researchersworld.com/vol4/issue3/vol4_issue3_/Paper_07.pdf (Diunduh pada 23 Nov 2018, pukul 19.34)
Suparlan, YB. (1988). Kamus Kawi-Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Sutarno, Sutrisno, Bambang Murtiyoso, BambangSuwarno, Sarwanto, Sudarko, Catur Tulus,
Sukardi, Sumanto, Rahayu Supanggah. (1978/1979). Wanda Wayang Purwa Gaya
Surakarta. Surakarta: Proyek ASKI Surakarta Proyek Pengembangan IKI Departemen P danK.
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif (Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian). Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa (Edisi Revisi). Yogyakarta: Dicti Art dan Djagat Art House.
Suseno, Bayu Aji. (2014). “Eksistensi Seni Grafis dalam Kesenirupaan Yogyakarta” dalam Journal of Urban Society’s Arts Volume 1 Nomor 2, Oktober 2014:110-120.
Suwarno, Bambang., Trisno Santoso, Purwadjito, B Djaka Susena. (1996). Berbagai Kajian Estetik
Pedalangan Wayang Kulit Purwa: Kumpulan Makalah. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Informants
Bambang Suwarno (68 years old). An artist and Puppetry teacher, lives in Surakarta, Central Java (key speaker).
Blacius Subono (65 years old). An artist, puppet master, and gamelan composer, lives in Surakarta, Central Java.
Manteb Soedharsono (71 years old). A puppet master, Plenary lecturer, and a master of puppetry in Indonesian Institute of the Arts Surakarta, lives in Karanganyar, Central Java.
Narimo (54 years old). A mask artist, student of Bambang Suwarno, lives in Sukoharjo,Central Java.
Purbo Asmoro (57 years old). A puppet master and a lecturer in the Department of Puppetry in Indonesian Institute of the Arts Surakarta, lives in Surakarta, Central Java.
Rudy Wiratama (30 years old). A puppet master and a student of Ciptoning Studio run by Bambang Suwarno, lives in Surakarta, Central Java.
Suluh Juni Arsah (33 years old). A puppet master and a student of Ciptoning Studio run by Bambang Suwarno, lives in Surakarta, Central Java.
DOI: https://doi.org/10.24821/jousa.v6i2.3431
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2355-2131 (print) | ISSN 2355-214X (online).