Fotografi Jalanan: Membingkai Kota dalam Cerita

Kusrini Kusrini

Abstract


Fotografi jalanan (street photography) menjadi sarana bagi fotografer Erik Prasetya untuk menggambarkan kota Jakarta secara visual dalam buku foto Jakarta: Estetika Banal. Di dalamnya terdapat hasil kerja fotografi selama sekitar 20 tahun yang berisi cerita tentang Jakarta. Foto-foto tersebut dicermati secara keseluruhan untuk mengetahui gambaran umum tentang Jakarta yang diusung oleh fotografer. Fotofoto tersebut dipilih sesuai dengan deskripsi umum dan dibahas lebih lanjut untuk mendapatkan cerita tentang Jakarta pada 1990-2000’an. Dalam foto-foto tersebut, Jakarta merupakan kota dengan masyarakat yang dinamis. Jalanan tidak pernah sepi dan tidak tidur meskipun di waktu malam. Bangunan, transportasi, para pekerja, mobilitas yang tinggi, menjadi bagian dari visual Jakarta, yang sekaligus menceritakan masih adanya kesenjangan ekonomi dan sosial masyarakatnya. Di dalamnya ternyata masih juga terdapat tawa dan kegembiraan. Semangat bertahan hidup di ibukota menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari cerita tentang Jakarta. Keindahan foto terlihat dari imaji yang ditampilkan mengeksplorasi teknik manual yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta cerita yang hendak disampaikan. Keindahan lain dalam fotografi jalanan karya Erik Prasetya ini terdapat dari cerita visual yang tersaji. Fotografi jalanan tidak sekadar cerita tentang jalanan secara fisik, namun juga cerita tentang masyarakat di sepanjang jalan serta perjalanan kehidupan yang dilalui fotografer.

 

 Street Photography: Framing City in Stories. Erik Prasetya is photographer who uses street photography (fotografi jalanan) to narrate visually Jakarta in a photo book titled Jakarta: Estetika Banal. There are photos of his work for 20 years about Jakarta. The photos are examined as a whole to know the general idea of Jakarta carried by the photographer. They are selected to get the general description and finally are studied further to get stories about Jakarta in late 1990-2000. In these photos, Jakarta is a city with a dynamic society. The streets are never quiet and do not sleep at night though. Building, transportation, greater mobility of workers, become parts of Jakarta visually, which also tell the persistence of economic and social discrepancy in society. However, there are laughter and exhilaration that we can find. The spirit to survive in the capital becomes an integral part of the story of Jakarta. The beauty of the photos came from the images are displayed exploring manual techniques adapted to the conditions and situations, and stories that would be submitted. Another beauty of street photography works by Erik Prasetya is that there is a visual story presented. Street photography is not just a story about the streets physically, but also stories of people found along them as well as the journey of life experienced by the photographer.


Keywords


Erik Prasetya, fotografi jalanan, Jakarta, street photography

Full Text:

PDF

References


Abdi, Y., 2011. Photography From My Eyes: SemuaHal Yang Perlu Anda Ketahui untuk MenjadiFotografer Serba Bisa. Jakarta: KompasGramedia.

Clarke, G., 1997. The Photograph. Oxford: OxfordUniversity Press.

Kusrini. 2015. “Potret Diri Digital dalam Senidan Budaya Visual”. Journal of Urban Society’s Arts, 2(2), 111-122. doi:http://dx.doi.org/10.24821/jousa.v2i2.1448

Prasetya, E., 2011. Jakarta: Estetika Banal. Jakarta:KPG.

Soedjono, S., 2006. Pot-Pourri Fotografi. Jakarta:Universitas Trisakti.

Soedjono, S. 2015. “Creative by Way of Adaption:Ramayana Relief of Prambanan Temple”. Journal of Urban Society’s Arts, 2(2), 104-110. doi:http://dx.doi.org/10.24821/jousa.v2i2.1447




DOI: https://doi.org/10.24821/jousa.v3i2.1482

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International LicenseISSN 2355-2131 (print) | ISSN 2355-214X (online).

 

View My Stats