Fenomena Ajang Pencarian Bakat di Indonesia Ditinjau dari Perspektif Poskolonial
Abstract
Abstract
This article aims to examine the phenomenon of Indonesia's talent search arena using a postcolonial perspective. Various talent search programs in Indonesia are imported products, which can be interpreted as an effort to globalize Indonesia. This has indirectly changed the Indonesian people's mindset and culture, one of which is the taste of music, which prefers westernized songs. Postcolonial can be interpreted as a form of analysis unit that can be used to study the form of the new cultural colonial phenomenon, primarily carried out by the west towards nations in the developing (eastern) category of regions. The form of colonialism that occurred was no longer physical colonialism. However, colonization was carried out through language texts, culture, and the development of a negative image of the east by the west, hegemony as a form of power practice. The postcolonial approach in looking at the phenomenon of the talent search arena in Indonesia can provide an overview of how western culture enters Indonesia and hegemony through television media. This form of hegemony is represented in the talent search event, which is full of westernized nuances. The meaning of western culture can be conveyed to the audience and constructed within the audience.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji fenomena ajang pencarian bakat di Indonesia, dengan menggunakan perspektif poskolonial. Berbagai program ajang pencarian bakat di Indonesia merupakan produk import, yang dapat dimaknai sebagai upaya untuk mengglobalkan Indonesia. Hal tersebut secara tidak langsung telah mengubah pola pikir dan kebudayaan masyarakat Indonesia salah satunya seperti selera musik, yang lebih menyukai lagu bernuansa kebarat-baratan. Poskolonial dapat dimaknai sebagai sebentuk unit analisis yang dapat digunakan untuk mengkaji bentuk fenomena penjajahan kebudayaan model baru terutama yang dilakukan oleh Barat terhadap bangsa-bangsa yang ada di kategori wilayah yang sedang berkembang (timur). Bentuk penjajahan yang terjadi tidak lagi penjajahan secara fisik, namun penjajahan dilakukan melalui budaya, teks bahasa, dan pembangunan citra negatif tentang timur oleh barat, menghegemoni sebagai bentuk praktik kekuasaan. Pendekatan poskolonial dalam memandang fenomena ajang pencarian bakat di Indonesia dapat memberikan gambaran tentang bagaimana budaya barat masuk ke Indonesia dan menghegemoni melalui media televisi. Bentuk hegemoni tersebut direpresentasikan dalam acara ajang pencarian bakat yang sarat akan nuansa kebarat-baratan, sehingga makna kebudayaan barat tersebut dapat tersampaikan kepada audience dan terkonstruksi dalam diri audience.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Heryanto, A. (2012). Budaya Populer di Indonesia: Mencairnya Identitas Pasca-Orde Baru (A. Heryanto, ed.). Yogyakarta: Jalasutra.
Kasiyan. (2003). Revitalisasi Dialektika Pluralitas Budaya Global Dalam Persepkif Poskolonial. Humaniora, 15(1), 74–82. https://doi.org/10.22146/jh.776
Martono, N. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Nurhadi. (2007). Poskolonial: Sebuah Pembahasan. Seminar Rumpun Sastra. Retrieved from http://staffnew.uny.ac.id/upload/132236129/penelitian/POSKOLONIAL+SEBUAH+PEMBAHASAN.pdf
Thwaites, T., Davis, L., & Mules, W. (1994). Tools for Cultural Studies: an Introduction. Victoria: Macmillan Education Australia.
DOI: https://doi.org/10.24821/ijopaed.v1i1.4920
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Afrizal Yudha Setiawan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Our journal is indexed by:
View IJOPAED Stats |